Jumat, 25 Mei 2012
Sabtu, 28 April 2012
Tari Piring
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabauyang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabauyang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan
SEJARAH
Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan
rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil
panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang
kemudian diletakkan di dalam piring sembari
melangkah dengan gerakan yang dinamis[2].
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi
tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada
dewa-dewa[3]. Akan tetapi, tari tersebut
digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada
acara-acara keramaian.
Gerakan
Gerakan tari piring pada umumnya adalah
meletakkan dua buah piring di
atas dua telapak tangan yang
kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi
dentingan piring atau dentingan dua cincin di
jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya
piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan
kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut[4].
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah
ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat
dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu
menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah,
dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Tari Hadrah Kuntulan
Apa itu Hadrah Kuntulan ?
Hadrah Kuntulan yang juga disebut kundaran, merupakan salah satu dari
sekian seni tradisi yang masih bertahan hingga kini. Berbagai perubahan yang
mewarnai perjalanan kuntulan menunjukan kecerdasannya dalam menghadapi setiap
perubahan. Identifikasi sebagai karya seni bernuansa Arab - Islam melekat
pada kesenian ini pada masa awal kemunculanya. Sperti halnya Ujrat, Tunpitujat
dan pembacaan al-Barjanji dengan diiringi alat musik Gembrung yang pernah ada
Banyuwangi seperti catatan seorang antropolog pada tahun 1926, John Scholte.
Karena itulah pada mulanya pertunjukan seni ini di dominasi oleh laki-laki.
Pertemuanya dengan kesenian asli banyuwangi seperti Gandrung, Damarwulan, dan
Trengganis serta tarian lainnya merubah hadrah kuntulan menjadi kesenian yang
unik dan khas.
Tidak hanya gerakan tarinya, musik dan tembang-tembang yang dibawakan pun
merupakan kolaborasi unik kesenian tradisi daerah Banyuwangi dan kesenian
gurun. Kehadirannya juga menambah perbendaharaan dan warna kesenian tradisional
di tanah air. Persinggunganya dengan berbagai realitas sosial dan kebudayaan
masyarakat banyuwangi membawa kesenian ini ke dalam dinamisasi yang khas dan
sekaligus persoalan yang komplek.
Filosofi Burung Kuntul
Sebutan Kuntul sebagai simbol, menurut Sutedjo HN, budayawan Banyuwangi,
merupakan representasi dari gaya hidup sosial yang lebih mementingkan
kebersamaan, serasa dan sepenanggungan di antara sesamanya. Hal ini di ilhami
dari cara hidup burung Kuntul/Bangau yang selalu memanggil teman-temannya
dikala mendapatkan makanan.
Pendapat ini ditunjang kondisi pertanian yang ada di Banyuwangi. Kesuburan
tanah yang terhampar memberikan kemudahan para petani dalam bercocok tanam.
Sambil menunggu tanaman padi memasuki musim panen, para petani di Banyuwangi
terbiasa memanjakan diri mereka dengan memainkan Angklung.
Perjalanan hidup yang sulit membangkitkan para seniman daerah merespon
dalam bentuk kesenian. Maka Kuntulan sebagai perlambang dari kerukunan
masyarakat memberi kesadaran baru pada seluruh masyarakat Banyuwangi agar hidup
dalam kebersamaan untuk mewujudkan Banyuwangi yang senasib dan sepenanggungan
tanpa ada rasa ingin menguasai tanah warisan leluhur sebagai milik individual.
Nama kesenian yang diambil dari hal-hal di sekitar kehidupan masyarakat ini
juga bisa ditemukan dalam beberapa kesenian di Banyuwangi lainnya, seperti
Genjer-genjer. Ketika Jepang masuk Banyuwangi, kehidupan masyarakat Banyuwangi
mengalamai kekurangan pangan yang cukup parah. Banyak dari penduduk tidak bisa
hidup layak seperti sebelumnya. Gambaran kesulitan ini bisa dilihat dari hasil
karya seniman setempat, lagu Genjer-genjer yang muncul pada tahun 1942 karya
Moh. Arif, memberikan gambaran kesulitan pangan penduduk Banyuwangi sebagai
imbas pendudukan Jepang di wilayah Banyuwangi, sehingga tumbuhan Genjer yang
tumbuh liar di area persawahan dan tidak menjadi perhatian penduduk, akhirnya
dijadikan bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Busana Dan Alat Musik
Pengaruh busana penari gandrung dapat dilihat pada beberapa bagian busana penari
kuntulan bersangkutan. Hanya saja ditambahkan kerudung, baju celana tertutup
serta ada pengaruh Bali didalamnya. Tangan sang penari juga ditutup kaus tangan
berwarna putih, dan kakinyapun tertutup kaus kaki putih. Sekarang busananya
banyak mengalami modifikasi alias ubahsuai dari busana semula yang sebenarnya
serba putih seperti warna bulu burung kuntul (bangau). Terkadang ada pengaruh
Bali yang tercermin dari adanya untaian bunga kamboja ditelinga pemain Kuntulan
ini.
Perangkat musik kuntulan sendiri sangat dipengaruhi oleh budaya sekitarnya
dan tak dapat dipungkiri musik dan gerak tari Gandrung (tari rakyat setempat
yang menjadi lambang Banyuwangi) juga ikut masuk. Namun irama dasarnya tetaplah
sama dengan hadrah lainnya. Selain enam buah rebana sebagai alat musik utamanya
(dalam kuntulan baku), ada penambahan-penambahan seperti jidor (semacam drum),
beduk besar, beduk kecil, kenong, kluncing (triangle), gong, biola dan kadang
keyboard (saat ini) sebagai penguat nada. Selain itu bonang Bali kadang juga
dipakai dalam kesenian kuntulan ini. Serta dalam beberapa kesempatan sering
ditambahkan angklung caruk sebagai pemanis, dan lagi-lagi sesuai permintaan
penonton. Sedangkan irama yang digunakan menurut Rizaldi Siagian seorang pakar
etnomusikologi adalah irama silang (cross rhythm) dan poly rhythm atau irama
banyak sebagaimana pada gamelan Bali. Ini dimungkinkan karena letak Banyuwangi
yang berdekatan dengan Bali.
Kekhasan lain dalam kesenian hadrah kuntulan atau kundaran ini ialah
iramanya yang mempunyai karakter keras,agresif dan menyentak bahkan saat
tampil, para pemain musiknya terlihat seolah bahu membahu menciptakan
nada yang dinamis dan penuh semangat sehingga wajar kalau disebut musik cadas
khas Banyuwangi bahkan sesekali kita harus menutup telinga karena saking
begitu keras suaranya, ditambah para pemain jidornya yang kadang seperti
kesurupan saat bermain... Lagu-lagunyapun tidak selalu Islami, namun juga
banyak memasukkan lagu-lagu daerah dan kadang lagu pop yang sedang populer saat
ini.
Sumber : roliandalas.blogspot.com
Jumat, 27 April 2012
Pencemaran Lingkungan Di Udara
Penyebab
Pencemaran Lingkungan di Udara .
Penyebab
pencemaran lingkungan di udara di sebabkan oleh 2 sumber, yaitu :
1) Sumber Alamiah
Sumber alamiah adalah beberapa kegiatan
alam yang dapat menyebabkan pencemaran udara .
Contoh :
1. Gunung berapi
2. Debu
3. Kebakaran hutan
4. Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
5. Rawa-rawa
2) Sumber Buatan Manusia
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar yang bermacam-macam
Contoh :
1.Pembakaran, seperti
pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan
bermotor.
2. Proses peleburan,
seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal. Sedangkan
bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
3. Pertambangan dan penggalian,
seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama
adalah debu.
4. Proses
pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan,
daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap,
debu, dan bau
5. Pembuangan limbah,
baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya terutama adalah
dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang
teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
6. Proses
kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi,
proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan
pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas
7. Proses
pembangunan, seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
8. Proses
percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah
gas-gas dan debu radioaktif.
Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan Udara, sbb :
1.
Menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi
2.
Tidak menggunakan kendaraan yang berbahan bakar fosil (bensin) seperti: sepeda
yang akan menyehatkan tubuh kita.
3.Merawat
mesin kendaraan bermotor.
4.
Menggunakan sumber energi alternatif. Contoh energi matahari,energi angin
5.
Menghemat energi . menghemat penggunaan bensin
6.
Meminimalkan polusi polutan, dengan tdk menggunakan lemari es yang menggunakan
freon.
7.
Melakukan progam penanaman pohon contohn : pohon lidah mertua dan mahoni.
8.
Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang
kurang produktif.
9.
Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara
bebas.
Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan
Judul Buku
: Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang
: Agnes Davonar
Penerbit
:
Inandra Publised, Jakarta
Tahun
: 2008
Tebal Novel
: 232 Halaman
Kategori
: True Story (non fiksi)
Andaikan,….. semua dapat terulang
kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang
itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan
terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar
menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun
bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama
terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil
pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan
mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap
harinya.
Cuplikan diatas adalah sepenggal bait dari
tulisan Gita Sesa Wanda Cantika atau yang sering dipanggil keke.
Rabdosmiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke
adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun. Ketika divonis memiliki penyakit
kanker mematikan tersebut dalam waktu 5 hari.
Kanker jaringan lunak menggerogoti bagian
wajahnya sehingga terlihat seperti monster. Walau dalam keadaan sulit keke
terus berjuang untuk tetap bersekolah seperti layaknya gadis normal lainnya.
Perjuangan panjang keke dalam melawan
kanker ternyata membuahkan hasil Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama
keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia
dalam menyembuhkan kasus kanker pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi
prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelha pesta
kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia semakin sempit. Ia tidak marah
pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bernafas lebih
lama dari lima hari bertahan 3 tahun lamanya, walaupun pada akhirnya ia harus
menyerah. Dokterpun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Dinafas
terakhir itulah ia menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan.
Agnes Davonar, sebagai pengarang yang
berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut mulai dari bagian I
samapai XI, dan mampu menghidupkan suasana waktu terjadi ketegangan.
Dalam hal ini pengarang sering
memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog para tokoh, dialog
seperti itu tidak sesuai setting.
Surat yang penuh dengan kebesaran hati
remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata di dunia ini terjadi padanya,
terjadi pada siapapun. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel
ini.
Tokoh Keke merupakan teladan bagi kaum
remaja semuanya, Keke adalah tokoh masih muda,tidak putus asa, selalu
mensyukuri nikmat dan tidak mengeluh akan semua cobaan yang dihadapinya. Ia
selalu berusaha ceria di depan orang-orang terdekatnya walaupun dengan semua
cobaan yang dihadapinya.
Kesalahan besar bagi seorang teman apabila
lebih mementingkan egonya demi kepentingan pribadi, Padahal temannya tersakiti.
Seharusnya seorang teman harus mempunyai rasa pengertian dan kebersamaan yang
tinggi kepada temannya sendiri.
Terlepas dari kekurangan yang ada,
hadirnya Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” menambah peredaran novel di Indonesia.
Novel ini teramat sayang untuk kita lewatkan begitu saja, karena novel ini bisa
menambah nilai moral remaja Indonesia. Yang akan menambah wawasan untuk para
remaja agar dapat sabar dan tabah dalam menjalani cobaan dari ALLAH SWT dan
selalu bersyukur atas apa yang di berikan Tuhan kepada kita .
Menganalisis
Resensi Buku
•
Pada bagian pertama resensi buku terdapat
judul buku yaitu Surat Kecil Untuk
Tuhan .
•Pada bagian selanjutnya terdapat identitas
buku yang terdiri dari :
Judul Buku
: Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang
: Agnes Davonar
Penerbit
:
Inandra Publised, Jakarta
Tahun
: 2008
Tebal Novel
: 232 Halaman
Kategori
: True Story (non fiksi)
•Bagian
Pendahuluan terdiri dari :
» Kata-kata atau pesan sipengarang mengenai makna waktu .
»
Terdapat tema yang menceritakan
tentang seorang
gadis remaja berusia 13 tahun yang bernama Gita Sesa Wanda Cantika (keke)
divonis memiliki penyakit kanker jaringan lunak mematikan yang akan membuatnya
meninggal dalam waktu 5 hari.
• Selanjutnya terdapat inti resensi berupa
sinopsis buku yang terdapat pada paragrafh 2 sampai paragrafh 3 .
•Kemudian pada paragrafh ke 5 terdapat kelebihan buku yaitu, Agnes
Davonar, sebagai pengarang yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita
dengan urut mulai dari bagian I samapai XI, dan mampu menghidupkan suasana
waktu terjadi ketegangan,terdapat puisi yang sangat menarik yang berisi doa
yang dapat memotivasi para pembaca yang membacanya .
•Dan pada paragafh selanjutnya yaitu
paragafh ke 6 terdapat kelemahan dari buku ini yaitu, Dalam
hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog
para tokoh, dialog seperti itu tidak sesuai setting.
•Dan
pada bagian terakhir terdapat kesimpulan yaitu, Terlepas
dari kekurangan yang ada, hadirnya Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” menambah
peredaran novel di Indonesia. Novel ini teramat sayang untuk kita lewatkan
begitu saja, karena novel ini bisa menambah nilai moral remaja Indonesia. Yang
akan menambah wawasan untuk para remaja agar dapat sabar dan tabah dalam
menjalani cobaan dari ALLAH SWT dan selalu bersyukur atas apa yang di berikan
Tuhan kepada kita . Terdapat pada paragrafh ke 10 .
KEIYOUSHI ( KATA SIFAT )
Pada bagian ini kita akan belajar mengenai kata sifat bahasa
Jepang. Kata sifat Bahasa Jepang diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu kata
sifat i dan kata sifat na. Kata Sifat i
adalah kata sifat yang berahiran i, sedangkan kata sifat na
adalah kata sifat yang tidak berakhiran na.
A. Kata Sifat akhiran ~ i (~i keiyoushi )Sebagai Predikat
Cara membuat kalimat sederhana dengan menggunakan kata sifat
sangat mudah!!! Caranya sama dengan membuat kalimat dengan menggunakan kata
benda sebagai predikat, yaitu “KB wa KS desu”.
Untuk lebih jelas, silakan simak contoh berikut ini:
Contoh Kalimat:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Atarashii desu.
新しいです。 |
Baru
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Kono kaban wa atarashii desu.
この鞄は新しいです。 |
Tas ini baru.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Kono kaban wa atarashikunai desu.
この鞄は新しくないです。 |
Tas ini tidak baru
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Takai desu
高いです。 |
Mahal.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Watashi no kuruma wa takai desu
私の車は高いです。 |
Mobil saya mahal.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Watashi no kuruma wa takakunai desu
私の車は高くないです。 |
Mobil saya tidak mahal.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hati-hati!!! Ada beberapa kata sifat yang berakhiran i, namun bukan termasuk
kata sifat i. Kata sifat tersebut adalah: Kirei (cantik), kirai (benci) dan yuumei (terkenal).
Keterangan: Cara merubah kata sifat i ke bentuk negatif adalah dengan mengganti huruf i terakhir dengan kunai.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bagaimana kalau
ingin membuat kalimat pertanyaan dengan kalimat yang predikatnya kata sifat??
Mudah!! Sama seperti
pelajaran sebelumnya, kamu tinggal tambahkan partikel "ka" di akhir
kalimat
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kata Sifat i Sebagai
Keterangan Kata Benda
Kalau pada materi sebelumnya kita
belajar mengenai kata sifat yang berfungsi sebagai
predikat, maka pada kesempatan kali ini kita akan belajar bagaimana
membuat kalimat dengan menggunakan kata sifat
sebagai keterangan kata benda. Untuk lebih jelas, silakan simak contoh
berikut ini:
Nah,
demikian pembahasan mengenai pelajaran bahasa Jepang kali ini. Tunggu materi
selanjutnya ya.
Minna san, nihongo ganbarimashoo....!!! |
Nama-Nama Tempat Dalam Bahasa Jepang
Nama-Nama
Tempat
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Apotek
|
Kusuriya
|
くすりや
|
薬屋
|
Bank
|
Ginkoo
|
ぎんこう
|
銀行
|
Bandar udara
|
Hikoojoo
|
ひこうじょう
|
飛行場
|
Bioskop
|
Eigakan
|
えいがかん
|
映画館
|
Gereja
|
Kyookai
|
きょうかい
|
協会
|
Halte
|
Basutei
|
バスてい
|
バス停
|
Hotel
|
Hoteru
|
ホテル
|
|
Kantor pos
|
Yuubinkyoku
|
ゆうびんきょく
|
郵便局
|
Kedutaan besar
|
Taishikan
|
たいしかん
|
大使館
|
Pos polisi
|
Kooban
|
こおばん
|
交番
|
Kebun binatang
|
Doobutsuen
|
どうぶつえん
|
動物園
|
Laboratorium
|
Kenkyuujoo
|
けんきゅうじょ
|
研究所
|
Museum
|
Hakubutsukan
|
はくぶつかん
|
博物館
|
Pelabuhan
|
Minato
|
みなと
|
港
|
Perpustakaan
|
Toshokan
|
としょかん
|
図書館
|
Pabrik
|
Koojoo
|
こうじょう
|
工場
|
Pasar
|
Ichiba
|
いちば
|
市場
|
Restoran
|
Resutoran
|
レストラン
|
|
Rumah
|
Uchi / Ie
|
うち/いえ
|
家
|
Rumah Sakit
|
Byooin
|
びょういん
|
病院
|
Sekolah
|
Gakkoo
|
がっこう
|
学校
|
Stasiun
|
Eki
|
えき
|
駅
|
Swalayan
|
Suupaa
|
スーパー
|
|
Toilet
|
Toire
|
トイレ
|
|
Toko
|
Mise
|
みせ
|
店
|
Taman
|
Kooen
|
こうえん
|
公園
|
Universitas
|
Daigaku
|
だいがく
|
大学
|
Alat Tulis
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Buku
|
Hon
|
ほん
|
本
|
Gunting
|
Hasami
|
はさみ
|
挟み
|
Kamus
|
Jisho
|
じしょ
|
辞書
|
Kertas
|
Kami
|
かみ
|
紙
|
Penggaris
|
Monosashi
|
ものさし
|
|
Penghapus
|
Keshigomu
|
けしごむ
|
消しゴム
|
Pensil
|
Enpitsu
|
えんぴつ
|
鉛筆
|
Pulpen
|
Boorupen
|
ボウルペン
|
Benda-Benda di Sekitar Kita
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Asbak
|
Haizara
|
はいざら
|
灰皿
|
Cermin
|
Kagami
|
かがみ
|
鏡
|
Jam
|
Tokei
|
とけい
|
時計
|
Gunting
|
Hasami
|
はさみ
|
挟み
|
Koran
|
Shinbun
|
しんぶん
|
新聞
|
Kunci
|
Kagi
|
かぎ
|
鍵
|
Kursi
|
Isu
|
いす
|
椅子
|
Lampu
|
Ranpu
|
ランプ
|
|
Lemari
|
Todana
|
とだな
|
戸棚
|
Majalah
|
Zasshi
|
ざっし
|
雑誌
|
Meja
|
Tsukue
|
いす
|
机
|
Payung
|
Kasa
|
かさ
|
傘
|
Selimut
|
Moofu
|
もうふ
|
毛布
|
Tempat tidur
|
Beddo
|
ベッド
|
Benda-Benda Elektonik
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
AC
|
Eakon
|
エアコン
|
|
Handphone
|
Keitai denwa
|
けいたいでんわ
|
携帯電話
|
Kamera
|
Kamera
|
カメラ
|
|
Komputer
|
Konpyuuta
|
コンピュータ
|
|
Kulkas
|
Reizooko
|
れいぞうこ
|
冷蔵庫
|
Lampu
|
Ranpu
|
ランプ
|
|
Mesin cuci
|
Sentakuki
|
せんたくき
|
洗濯機
|
Mesin faks
|
Fakkusu
|
ファックス
|
|
Printer
|
Purinta
|
プリンタ
|
|
Radio
|
Rajio
|
ラジオ
|
|
Televisi
|
Terebi
|
テレビ
|
|
Telpon
|
Denwa
|
でんわ
|
電話
|
Video
|
Bideo
|
ビデオ
|
Warna
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Abu-abu
|
Haiiro
|
はいいろ
|
灰色
|
Biru
|
Aoi
|
あおい
|
青い
|
Coklat
|
Chairo
|
ちゃいろ
|
茶色
|
Hitam
|
Kuroi
|
くろい
|
黒い
|
Hijau
|
Midori
|
みどり
|
緑
|
Merah
|
Akai
|
あかい
|
赤い
|
Orange
|
Orenji
|
オレンジ
|
|
Pink
|
Pinku
|
ピンク
|
|
Putih
|
Shiroi
|
しろい
|
白い
|
Kuning
|
Kiiro
|
きいろ
|
黄色
|
Ungu
|
Murasaki
|
むらさき
|
紫
|
Jurusan
Kuliah
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Antropologi
|
Jinruigaku
|
じんるいがく
|
人類学
|
Biologi
|
Seibutsugaku
|
せいぶつがく
|
生物学
|
Ekonomi
|
Keizaigaku
|
けいざいがく
|
経済学
|
Filsafat
|
Tetsugaku
|
てつがく
|
哲学
|
Fisika
|
Butsurigaku
|
ぶつりがく
|
物理学
|
Hukum
|
Hoogaku
|
ほうがく
|
法学
|
Keguruan
|
Kyooikugaku
|
きょういくがく
|
教育学
|
Kimia
|
Kagaku
|
かがく
|
科学
|
Matematika
|
Suugaku
|
すうがく
|
数学
|
Musik
|
Ongaku
|
おんがく
|
音楽
|
Politik
|
Seijigaku
|
せいじがく
|
政治学
|
Sastra
|
Bungaku
|
ぶんがく
|
文学
|
Sejarah
|
Rekishigaku
|
れきしがく
|
歴史学
|
Sosiologi
|
Shakaigaku
|
しゃかいがく
|
社会学
|
Teknik
|
Koogaku
|
こうがく
|
工学
|
Identitas
Seseorang
Romaji
|
Kana
|
Kanji
|
|
Nama
|
Namae
|
なまえ
|
名前
|
Pekerjaan
|
Shigoto
|
しごと
|
仕事
|
Alamat
|
Jusho
|
じゅしょ
|
住所
|
Kewarganegaraan
|
Kokuseki
|
こくせき
|
国籍
|
Asal daerah
|
Shusshin
|
しゅっしん
|
出身
|
Nomor telpon
|
Denwa bango
|
でんわばんご
|
電話番後
|
Jurusan
|
Senkoo
|
せんこう
|
専攻
|
Hobbi
|
Shumi
|
しゅみ
|
趣味
|
Langganan:
Postingan (Atom)